OPERASI
Definisi
1
Sebuah operasi
pada satu set S adalah hubungan (aturan, korespondensi) yang memberikan untuk
setiap pasangan memerintahkan unsur S elemen unik ditentukan dari S. Jadi,
operasi adalah jenis khusus dari pemetaan. Diasumsikan :
1. S
x S, produk cartesian S dengan S, adalah himpunan semua pasangan memerintahkan
(a,b) dengan dan . operasi pada S hanyalah sebuah pemetaan dari
S x S ke S.
2. Dalam
hal penambahan sebagai operasi pada bilangan bulat, (a,b) => a+b.
3. Untuk
memiliki operasi pada S ditetapkan, adalah penting bahwa jika a,b berada di S.
Properti ini suatu operasi yang disebut sebagai penutupan, atau kita mengatakan
bahwa S ditutup sehubungan dengan operasi.
Contoh :
a. Perkalian
bilangan bulat positif merupakan sebuah operasi karena menghasilkan bilangan
bulat positif juga.
b. Pembagian
bilangan positif bukan merupakan sebuah operasi, karena tidak semuanya
menghasilkan bilangan bulat positif.
Contoh penyangkalnya
adalah :
Misal => 2:5 = 2/5
(bukan merupakan himpunan bulat positif).
Adapun beberapa simbol
lainnya, jika a ϵ S dan bϵ S maka
hasil dari (a,b) adalah berada di S. Maka dikatakan S tertutup pada sebuah
operasi. Adapun untuk Sebuah operasi akan dinotasikan dengan *.
Diasumsikan
:
1. Jika * didefinisikan
oleh m * n = mn untuk semua
bilangan bulat positif m dan n, hasilnya adalah operasi pada himpunan bilangan
bulat positif. Perhatikan bahwa 3 * 2 = 32 = 9, sedangkan 2 * 3 = 23
= 8. Jadi 3 * 2 # 2 * 3.
2. S melambangkan setiap
himpunan tidak kosong, dan membiarkan M (S) menunjukkan himpunan semua pemetaan
dari S ke S. Misalkan M (S) dan M (S). Kemudian : S =>
S, : S => S, dan o : S => S, sehingga o M (S). Jadi o adalah operasi pada M (S).
3.
Jika S adalah himpunan berhingga, maka kita
dapat menentukan operasi pada S dengan cara tabel, mirip dengan penambahan dan
tabel perkalian yang digunakan di awal aritmatika.
Definisi 2
Sebuah
* operasi pada satu set S dikatakan asosiatif jika memenuhi kondisi
a*(b*c) = (a*b)*c hukum asosiatif untuk semua
a,b,c S.
Misalnya:
a. Penjumlahan
bersifat asosiatif : a + (b + c) = (a + b) + c untuk semua a,b,c R.
b. Pengurangan
tidak bersifat asosiatif. Contoh penyangkalnya :
2 - (3 - 4) = 3, tetapi (2 – 3) – 4 = -5
c. Perkalian bersifat asosiatif : a (bc) = (ab)
c. Tetapi operasi didefinisikan dalam contoh yang lain tidak asosiatif. Contoh
penyangkal :
2 * (3 * 2) = 2 * (32) = 2 * 9
= 29 = 512, tapi (2 * 3) * 2 = (23)* 2 = 8 * 2 = 82
= 64.
Definisi 3
E
elemen dalam S set adalahsebuah identitas (atau elemen identitas) untuk operasi
* pada S jika e * a = a * e = a untuk setiap a ϵ S.
Jadi
0 adalah identitas untuk penambahan bilangan bulat, dan 1 adalah identitas
untuk perkalian bilangan bulat.
Definisi
4
Asumsikan
e * yang merupakan operasi pada S, dengan e identitas, dan
bahwa a ϵ S. Elemen b di S
merupakan kebalikan dari suatu relatif terhadap * jika
a * b = b * a = e
Contoh :
1. Penjumlahan
merupakan operasi pada himpunan bilangan bulat, bilangan bulat masing-masing
memiliki invers, yang negatif : a + (-a) = (-a) + a = 0 untuk setiap integer a.
2. Perkalian
merupakan operasi pada himpunan bilangan real, masing-masing bilangan real
berbeda dari 0 memiliki invers, yang timbal balik : a . (1/a) = (1/a) . a = 1.
Perkalian juga merupakan operasi pada himpunan bilangan bulat (dengan identitas
1), tetapi dalam kasus ini hanya 1 dan -1 memiliki invers.
Definisi 5
Sebuah
* dikatakan komutatif jika a * b = b * a hukum komutatif untuk semua a,bϵ S.
Contoh :
1.
Penjumlahan dan perkalian bilangan bulat
bersifat komutatif.
2.
Penjumlahan pada himpunan semua matriks 2 x
2 nyata (yaitu matrik dengan nomor nyata sebagai entri). Matriks dengan setiap
entri 0 (nol) adalah elemen identitas, dan lawan dari adalah
Dengan kata lain
Penjumlahan matriks bersifat asosiatif dan komutatif.